Makalah Sejarah Politik Barat




SEJARAH POLITIK BARAT

A.    Dari Tiga Kunci Peradaban Besar
Pandangan yang berkembang selama ini bahwa lahirnya pemikiran di Barat berupa filsafat, ilmu pengetahuan, kebudayaan hingga berkembangnya peradaban Barat pada dasrnya berasal dari proses dan “pergumulan” dari interaksi peradaban besar yang telah ada sebelumnya. Peradaban itu terdiri atas: Yunani-Romawi, Judeo-Kristiani, dan Islam. Setelah runtuhnya tiga peradaban besar itu, memberikan peluang baru untuk memunculkan peradaban baru pula bagi bangsa-bangsa di Barat. Dimana sebelumnya Bangsa barat dalam kacamata sejarah mengalami masa the dark ages (abad kegelapan) yang panjang, dimana kemudian mereka beruasaha bangkit kembali dengan belajar dari kemajuan serta keunggulan peradaban sebelumnya.

Pada abad XV, Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam, di bawah kekhalifahan Usmaniyah, dan Islam mulai menguasai Eropa Timur dan Tengah.[1] Sebelumnya di abad VII-VIII Islam telah menaklukkan provinsi-provinsi Bizantium di Syria, Yerusalem, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, dan Sisilia.[2] Di saat itu Islam mulai mengambil alih kebesaran imperium Romawi yang telah lama Berjaya sebagai peradaban penakluk, kemudian berada dalam genggaman perdaban Islam yang datang dengan membawa lentera ilmu pengetahuan dan kebudayaan di daratan Eropa di saat mistikisme dan mitologi telah diunggulkan melalui doktrin keagamaan yang memiliki kehendak mutlak dibawah kekuasaan gereja yang mengatur segala aspek kehidupan, menyebabkan Eropa buta akan keagamaan dan lumpuh dalam ilmi pengetahuan. Betrans Russel, seorang filsuf Inggris yang dinukil oleh Firdaus Syam dalam bukunya Pemikiran Politik Barat menyatakan:
The Supremacy of the east was not only military, science, philosophy, poetry, and the arts, all floursed…, in the Muhammadan world at a time when Europe that it is priod ‘The dark age: but it was only in Europe that is was dark-indeed only in Christian Europe, for Spain, which was Muhammadan, had a brillian culture.[3] 

Mengenai kelahiran peradaban Barat itu, Roger Garaudy meneyebutkan tiga pilar peradaban Barat, yakni Yunani-Romawi, Jude-Kristiani, dan Islam. Menurutnya Barat suatu kebetulan. Kebudayaanya suatu hal yang tidak wajar, karena tidak memiliki suatu dimensi yang asli. Peradaban Barat; pemikiran politik Barat menjadi bagian di dalamnya yang kini meluas serta mempengaruhi keberlangsungan peradaban dan pemikiran politik modern hingga saat ini, adalah sesuatu yang tidak terjadi secara begitu saja, melainkan suatu proses panjang bangsa di daratan Eropa. Melalui kelompok kecil yang kreatif-meminjam istilah Ibnu Khaldun, ini telah membuka dan menyadarkan serta membangkitkan bangsa-bangsa Eropa untuk mau belajar dari kemajuan peradaban yang terdahulu yang telah hadir di hadapan mereka. Dapat dijelaskan apa dan bagaimana warisan intelektual ketiga peradaban besar itu terhadap pembentukan tradisi keilmuan, kebudayaan juga pemikiran politik Barat itu sendiri, dengan melihatnya melalui fase sejarah, filsafat dan perkembangan interaksi serta pengaruhnya kemudian ke belahan dunia lainnya.

B.     Konstribusi Peradaban Yunani-Romawi terhadap Barat
1.   Peradaban Yunani
Barat berutang budi kepada Yunani hampir dalam semua aspek peradaban, berupa seni, sains, filsafat, etika, politik, kedokteran, matematika dan lainnya. Dari segi paham atau pandangan hidup yang berkembang di Barat sejak renaisans hingga sekarang, dapt dikatakan sama dan kelanjutan dari pandangan hidup orang-orang Yunani, seperti pandangan rasionalisme, individualism, liberalism, optimism, sekularisme. Demikian pula tradisi keagamaan Barat yang saat ini memantulkan secara transparan tradisi keagamaan Yunani Kuno yang memandang agama sepenuhnya bersifat duniawi, praktis, mengabdi kepada kepentingan manusia (bukan Tuhan). Dalam bidang filsafat politik, filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles mempengaruhi pemikiran dan filsafat Barat, sejak kelahirannya hingga dewasa ini. Jejak pengaruh Aristoteles, dapat dilacak dalam karya Machiavelli, The Prince (Sang Pangeran), atau gagasan adanya pemisahan kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesque dalam L’esprit de Lois (Semangat Hukum)[4]. Mengenai teori Hegel tentang konstitusi Negara sebgai ekspresi kesadaran diri negara, kemudian gagasan Marx mengenai hubungan antara ekonomi dan politik serta gagasan Barat sekitar Konservatisme progresif maupun kritik terhadap demokrasi egalitarian.
2.   Peradaban Romawi
Mengenai sumbangan terbesar peradaban Romawi kepada pemikiran Barat antara lain di bidang pemikiran system hukum dan lembaga politik. Dari segi pemikiran politik Romawi, memberikan pemahaman kepada Barat tentang teori imperium. Sebuah teori tentang kekuasaan dan otoritas Negara dimana kedaulatan dan kekuasaan Negara dianggap sebagai bentuk pendelegasian kekauatan rakyat kepada penguasa Negara.[5] Dengan demikian, menurut teori ini pada hakikatnya kedaulatan sepenuhnya milik rakyat, penguasa politik hanyalah lembaga yang melaksanakan bukan menguasai serta mendominasi dan menggunakan kedaulatan untuk kebaikan seluruh rakyat. Menurut teori ini rakyat memiliki hak-hak politik yang sama dan merupakan esensi tertinggi kedaulatan Negara.

C.    Konstribusi Peradaban Judeo-Kristiani terhadap Barat
1.   Peradaban Judeo
Untuk mengetahui konstribusi pemikir dan filsuf  Yahudi terhadap perkembangan peradaban Barat, yakni konstribusi di bidang filsafat, sejarah, agama, social dan politik hal ini bisa dilihat contohnya pada pemikiran Karl Marx. Tokoh Yahudi yang lahir di Jerman ini memberikan metodologi ilmiah dalam memahami perkembangan dan dinamika sosial, ekonomi dan sejarah kemanusiaan, yakni gagasannya tentang determinisme ekonomi, materialism sejarah, dialektika materialism, dan teori nilai lebih. [6]
Baruck Spinoza, pelopor pencerahan Yahudi Abad 17. Dalam dunia Barat, Spinoza dianggap filsuf yang meletakkan dasar pemikiran mengenai pembentukkan masyarakat baru dan bebas, tetapi terikat dan selaras dengan hakikatketuhanan. Kemudian Hegel yang ajarannya Hegelianisme. Hegelianisme merupakan suatu aliran yang sangat berpengaruh pada tradisi intelektual Eropa sejak abad XIX hingga dewasa ini.

2.   Peradaban Kristiani
Puncak sumbangan agama Kristen kepada Barat adalah berupa peranan agama dalam melahirkan gerakan reformasi Protestan. Tokoh-tokohnya antara lain Martin Luther, Zwingli, Calvin. Reformasi ini kemudian menjadi salah satu tonggak penting sejarah pemikiran dan peradaban Barat. Reformasi Protestan merupakan produk reinterpretasi terhadap doktrin Katholik Ortodoks dan reaksi terhadap berbagai penyimpangan kekuasaan gereja. Dengan demikan, etika Protestan telah dijadikan dasar doktrin bagi perkembangan Kapitalisme serta berkembangnya paham rasionalisme di Eropa.[7]
Dasar pemikiran reformasi Protestan adalah ajaran tentang etika kerja atau etos kapitalisme yang dirumuskan oleh Johanes Calvin. Max Webber dalam karyanya The Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism (Calvinism) mengemukakan demikian penting terhadap kemajuan peradaban dan Bangsa Eropa. Webber memandang Calvinisme mengajarkan bahwa kerja merupakan panggilan Tuhan. Jadi, Webber melihat adanya pertautan khusus antara etika kristianidengan semangat atau etos kapitalisme.[8]

D.    Konstribusi Peradaban Islam terhadap Barat
Peradaban Islam mempengaruhi dunia Barat di Eropa merupakan fase ketiga setelah dua peradaban besar sebelumnya. Peradaban Islam yang pernah mencapai puncak kegemilangan selama seribu tahun sejak misi kenabian. Harus di akui bahwa terjadi persentuhan dari warisan peradaban yang ditinggalkan oleh Yunani-Romawi.
Bisa dilihat salah satunya ialah pada tokoh Ibnu Khaldun, melalui karya monumentalnya Muqaddimah, kepada Barat. Khaldun telah menyumbangkan metodologi ilmiah berupa kajian teoritis-empiris dibidang ilmu-ilmu social. Dalam metodologinya, Khaldun mengutamakan data empiris, verifiksi teoritis, pengujian hipotesis, dan metode observasi yang  kesemuanya merupakan dasar-dasar pokok dalam penelitian keilmuan Barat dan dunia pada umumnya. Menurut Graudy, Khaldun telah menunjukkan betapa adanya pengaruh iklim, geografi, dan keadaan ekonomi terhadap kehidupan bangsa-bangsa. Tokoh Islam lain yang turut memberikan sumbangsih pemikiran poloitik pada Barat diantaranya Ibnu Haitham, Ibnu Rusyd dan lain-lain.[9]
Perlu diingat bahwa peradaban Islam secara tidak langsung membangkitkan kembali pemikiran Barat yang pada abad sebelumnya mengalami masa kegelapan. Maka dengan ini mereka berinisiatif untuk belajar kepada sarjana-sarjana Islam yang memang pada saat itu memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan. Begitu juga dalam bidang politik, karena sebelumnya para ilmuan Islam banyak belajar dan mengembangkan serta menerjemahkan berbagai karya daripada peninggalan peradaban Yunani-Romawi


DAFTAR PUSTAKA
Albert Hourani, Islam dalam Peradaban Eropa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya terhadap Dunia ke-3. Jakarta:Bumi Aksara, 2007.

Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Robert lawang, teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia, 1986.


[1] Sebelumnya di abad VII-VIII Islam telah menaklukan provinsi-provinsi Bizantium di Syria, Yerusalem, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, dan Sisilia. Lebih lanjut lihat Albert Hourani, Islam dalam Peradaban Eropa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 9.
[2] Albert Hourani, Islam dalam Pandangan Eropa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 9.
[3] Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya terhadap Dunia ke-3 (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), 2.
[4] Lebih lanjut liat Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), 5-6.
[5] Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya terhadap Dunia ke-3 (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), 5.
[6] Ibid., 6-8.
[7] Lebih lanjut lihat Robert lawang, teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta: Gramedia, 1986). 54.
[8] Ibid  
[9] Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, 11-20.

0 komentar :