Makalah Sistem Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin
22:23:00
By
Unknown
Politik
0
komentar
Tugas
kelompok 5
SISTEM POLITIK
INDONESIA
SISTEM POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
( Makalah Ini Disusun Untuk
Memenuhi Nilai Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia )
Dosen Pembibing: Ellya
Rosyana,
S.Sos.MH
Disusun oleh:
Nama: NPM
Abdul
aziz 1331040098
PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur dengan tulus dipersembahkan
kehadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang
memberikan kesehatan jasmani dan rohani , yang menurunkan agama melalui
wahyu yang disampeikan kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. Melalui agama yang
terbentang luas jalan lurus yang dapat membawa mahluknya kepada kehidupan yang
damai dan sentosa didunia dan ahirat.
Kami ucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Karena berkat inaya-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Kami ucapkan terima kasih banyak
kepada beberapa pihak terutama kepada dosen pengampu dalam mata kuliah SISTEM
POLITIK INDONESIA, yaitu ibu Ellya Rosana,S.Sos.Mh yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah ini, dan kepada rekan-rekan sekalian yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu, kami ucapkan terima kasih banyak atas dukungannya,
semoga amal ibadah kita diberi balasan oleh Allah SWT. Amien
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang....................................................................................
B.
Rumusan Masalah...............................................................................
C.
Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Demokrasi Terpimpin................................................................................
B.
Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin.....................................................
C.
Pembebasan Irian Barat.............................................................................
D.
Politik Luar Negeri Mercu-Suar dan
Konfrotasi.......................................
E.
Ofensif PKI dan Sekutu-sekutunya.........................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..........................................................................................
B.
Saran....................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Demokrasi terpimpin adalah sebuah
demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran
berpusat pada pemimpinnya saja.Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan
Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden.Soekarno juga
membubarkan Konstituante yang ditugasi untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang
baru, dan sebaliknya menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar
1945, dengan semboyan "Kembali ke UUD' 45".Soekarno memperkuat tangan
Angkatan Bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi
yang penting.
PKI menyambut "Demokrasi
Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat
untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara nasionalisme, agama (Islam) dan
komunisme yang dinamakan NASAKOM.
Antara tahun 1959 dan tahun 1965,
Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk
jendral-jendral militer Indonesia. Menurut laporan di "Suara Pemuda Indonesia":
Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43 batalyon angkatan
bersenjata. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di
antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah
dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun.
Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali
mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja, bukan untuk mendukung Sukarno dan
bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan
orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah
"negara bebas".
Di tahun 1962, perebutan Irian Barat
secara militer oleh Indonesia mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI,
mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat.Era
"Demokrasi Terpimpin", yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan
kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh
dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak.
Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan
korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang saya singkat dalam makalah
ini adalah
a)
Bagaimana pelaksanaan demokrasi terpimpin?
b)
Bagaimana system ekonomi masa
demokrasi terpimpin?
c)
Bagaimana proses pembebasan Irian Barat?
d)
Bagaimana Politik luar negeri mercu-suar dan
konsfrotasi?
C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
a)
Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan
demokrasi terpimpin
b)
Agar mahasiswa mengetahui system ekonomi masa
demokrasi terpimpin
c)
Agar mahasiswa memahami
tentang pembebasan Irian Barat
d)
Agar mahasiswa mengetahui politik luar negeri
m[1]ercu-suara
e)
Agar mahasiswa memahami ofensif PKI dan
sekutu-sekutunya
f)
Agar mahasiswa memahami pendidikan,
komunikasi massa dan budaya pada masa demokrasi terpimpin
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Demokrasi Terpimpin
Ciri-ciri periode ini ialah dominasi
dari presiden, terbatasnya perana pertai politik,berkembanganyapengaruh
komunis,dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial-politik.
1. Menegakan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin Berlaku Di
Indonesia Antara Tahun 1959-1966, Yaitu Dari Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5
Juli.dekrit tersebut dapat dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politikmelalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-undang
dasar 1945 embuka kesepakatan bagi seorang seorang presiden untuk bertahan selama
sekurangkurangnya lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPR No III/1963 yang
mengangkat Ir.Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan
p;embatasan lima tahun ini (Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang presiden
untuk terpilih kembali)yang ditentukan oleh UUD.selain itu,banyakbanyak
tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng ketentuan Undang-Undang Dasar.
Misalnya tahun 1960 Ir.Soekarno sebagai presiden pembubaran Dewan Perwakilan
Rakyat hasil pemilihan umum,padahal dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk
berbuat demikian. Dewan Perwakilan Rakyat gotong royong yang menggntidewan
perwakilan rakyat pilihan rakyat ditonjolkan perannya sebagai pembantu
pemerintah, sedangkan fungsi kontrol ditiadakan. Bahkan Dewan Perwakilan Rakyat
dijadikan mentri dan dengan demikian ditekankan fungsi mereka sebagai pembantu
presiden, disamping sebagai fungsi sebagai fungsi rkyat.hal terakhir ini
mencerminkan telah ditinggalkan doktrin trias
politik. Dalam rangka ini harus juga dilihat bebera[pa ketentuan lain yang
memberi wewenang kedapa Presiden sebagai badan eksekutif untuk campur tangan
dibidang yudikatif berdasarkan Undang-Undang No19/1964,dan dibidang legislatif
berdasarkan peraturan presiden No.14/1960dalam hal Dewan Perwakilan Rakyattidak
mencapai mufakat.
Selain itu terjadi penyelewengan di
bidang perundang-undangan dimana berbagai tindakan pemerintah dilaksanakan
melalaui penetapan presiden yang memakai dekrit 5 juli sebagai sember hukum.
Tambahan pula didirikan badan ekstra konstitusional seperti Front Nasional yang
taktik Komunisme Internasionl yang menggariskan pembentiukan font nasional
sebagai persiapan kearah terbentuknyaa demokrasi rakyat.
a. Tugas Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin Harus
Mengembalikan Keadaan Politik Negara Yang Tidak Setabil Sebagai Warisan Masa
Demokrasi Parlementer Atau Liberal Menjadi Lebih Stabil.Demokrasi Terpimpin
Merupakan Reaksi Terhadap Demokrasi Parlementer Atau Liberal. Hal Ini Disebabkan
Karena :
Ø Pada Masa
Demokrasi Parlementer, Kekuasaan Presiden Hanya Terbatas Sebagai Kepala Negara
Ø Sedangkan
Kekuasaan Pemerintah Dilaksanakan Oleh Partai.
Dampaknya Dari Penataan Kehidupan
Politik Yang Menyimpang Dari Tujuan Awal Adalah Demokratisasi (Menciptakan
Stabilitas Politik Yang Demokratis) Menjadi Sentralisasi (Pemusatan Kekuasaan
Di Tangan Presiden).
a) Penyimpangan
Yang Dilakukan Dari Demokrasi Terpimpin Terhadap UUD1945
1) Kedudukan
Presiden
Berdasarkan Uud 1945, Kedudukan
Presiden Berada Di Bawah Mpr. Akan Tetapi, Kenyataannya Bertentangan Dengan Uud
1945, Sebab Mprs Tunduk Kepada Presiden. Presiden Menentukan Apa Yang
Harus Diputuskan Oleh Mprs. Hal Tersebut Tampak Dengan Adanya Tindakan Presiden
Untuk Mengangkat Ketua Mprs Dirangkap Oleh Wakil Perdana Menteri Iii Serta
Pengakatan Wakil Ketua Mprs Yang Dipilih Dan Dipimpin Oleh Partai-Partai Besar
Serta Wakil Abri Yang Masing-Masing Berkedudukan Sebagai Menteri Yang Tidak
Memimpin Departemen.
2) Pembentukan
MPRS
Presiden Juga Membentuk MPRS Berdasarkan
Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.Tindakan Tersebut Bertentangan Dengan UUD
1945 Karena Berdasarkan Uud 1945 Pengangkatan Anggota MPRS Sebagai Lembaga
Tertinggi Negara Harus Melalui Pemilihan Umum Sehingga Partai-Partai Yang
Terpilih Oleh Rakyat Memiliki Anggota-Anggota Yang Duduk Di MPR. Anggota MPRS
Ditunjuk Oleh Presiden Dengan Syarat Adalah Setuju Kembali Kepada Uud 1945,
Setia Kepada Perjuangan Republik Indonesia, Dan Setuju Pada Manifesto
Politik.Keanggotaan MPRS Terdiri Dari 61 Orang Anggota Dpr, 94 Orang Utusan
Daerah, Dan 200 Orang Wakil Golongan. Tugas MPRS Terbatas Pada Menetapkan
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
3) Pembentukan
Dewan Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung Sementara
(Dpa) Dibentuk Berdasarkan Penetapan Presiden No.3 Tahun 1959.Lembaga Ini
Diketuai Oleh Presiden Sendiri Dengan Keanggotaan 45 Orang. Keanggotaan Dpas
Terdiri Atas Satu Orang Wakil Ketua, 12 Orang Wakil Partai Politik, 8 Orang
Utusan Daerah, Dan 24 Orang Wakil Golongan. Tugas Dpas Adalah Memberi Jawaban
Atas Pertanyaan Presiden Dan Mengajukan Usul Kepada Pemerintah.
Pelaksanaannya Kedudukan Dpas Juga
Berada Dibawah Pemerintah Atau Presiden Sebab Presiden Adalah Ketuanya. Hal Ini
Disebabkan Karena Dpas Yang Mengusulkan Dengan Suara Bulat Agar Pidato Presiden
Pada Hari Kemerdekaan Ri 17 Agustus 1959 Yang Berjudul ”Penemuan Kembali
Revolusi Kita” Yang Dikenal Dengan Manifesto Politik Republik Indonesia
(Manipol) Ditetapkan Sebagai Gbhn Berdasarkan Penpres No.1 Tahun 1960. Inti
Manipol Adalah Usdek (Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Dan Kepribadian Indonesia).Sehingga Lebih Dikenal
Dengan Manipol Usdek.
4) Pembentukan
DPR Baru Perlihan Dari DPR Lama
Pada Tahun 1959 Dalam Hasil
Pemilihan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1953 Dimana Dalam
Menjalankan Tugasnya Harus Berlandaskan Uud 1945 Dengan Syarat Menyetujui
Segala Perombakan Yang Dilakukan Pemerintah Sampai Tersusunnya Dpr Baru. Semula
Tampak Mengikuti Segala Kebijakan Presiden Soekarno Tetapi Dalam Kenyatannya
Mereka Menolak Rencana Anggran Belanja Tahun 1960 Dan Ini Awal
Dikeluarkannya Penetapan Presiden No.3 Tahun 1960 Yang Menyatakan
Pembubaran Dpr Hasil Pemilihan Umum Ditahun 1955 Dengan Disusul Pembentukan Dpr
Baru Yang Diberi Nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (Dpr Gr) Pada 24
Juni 1960.’’Penggodongan’’ Komposisi Dilakukan Di Istana Tampaksiring,Bali
Dengan Mengundang Para Ketua Tiga Partai Besar Yaitu Pni, Nu, Dan Pki Serta
Colonel Wiluyo Puspoyudo Yang Mewakili Tni Ad. Para Anggota Dpr Gr Dilantik
Pada 25 Juni 1960 Dengan Komposisi Jumlah Wakil Golongan Nasionalis, Islam, Dan
Komunis Adalah 44, 43 Dan 30 , Lalu Jumlah Itu Berubah Jika Dihitung Anggota
Resminya Tidak Mewakili Partai Politik Maka Perimanagan Suara Golongan
Nasional, Islam, Komonis Adalah 44+50= 94, 43+24= 67, Dan 30+51 = 81 Pada Hal
Dalam Dpr Hasil Pemilihan 1955 Perbandingan Kursi Untuk Nasionalis : Islam :
Komonis Adalah 65 : 115 : 42 Tetapi Pada Dpr Gr Partai Nasionalis Dan Komunis
Memperoleh Keuntungan Masing-Masing 94-64 Kursi= 25 Kursi Dan 82-49= 48 Kursi
Dari Sini Terlihat Bahwa Pki Lah Yang Memperoleh Keuntungan Besar Dari
Kebijakan Presiden Soekarno .[2]
Terhadap Perkembangan Politik Itu
Pernah Ada Reaksi Ketidak Puasan Dari Kalangann Partai-Partai Antaranya
Pemimpin Nahdlatul Ulama (Nu) Dan Pni . Beberapa Tokoh Nu Pernah Menyatakan
Keberatannya Terhadap Pembubaran Dpr Hasil Pemilihan Umum Tahun 1955 Dan
Mengancam Akan Menarik Pencalonan Anggota-Anggotanya Untuk Dpr Gr , Akan Tetapi
Setelah Ada Penambahan Kursi Untuk Nu , Sikap Merekapun Berubah Dan
Memberikan Kesempatan Kepada Presiden Soekarno Untuk Meneruskan Kebijakan
Politiknya. Namun Ro’is Aam , K.H Wahab Chasbullah Dan Nu Sesungguhnya Menolak
Kabinet Naskom Dan Menolak Kerja Sama Dengan Pki.Memang Dikalangan
Partai-Partai Terdapat Variasi Sikap Dan Pendapat,Yang Disebakan Tidak Adannya
Kesatuan Pendapat Dikangan Partai Sehingga Beberapa Tokoh Partai Menggabungkan
Diri Dalam Suatu Kelompok Yang Dinamakan Diri Liga Demokrasi Yang Menentang Dpr
Gr. Diketuai Oleh Imron Rosyadi Dari Nu , Parkindo , Partai Katolik , Liga
Muslimin , Psii , Dan Masyumi Pada Akhir Maret 1960 Liga Tersebut Mengeluarkan
Pernyataan Antaranya : Supaya Dibentuknya Dpr Yang Demokratis Dan
Konstitusional. Kegiatan Ini Berjalan Pada Saat Presidan Soekarno Diluar Negeri
Dan Terhenti Ketika Soekarna Balik Dari Perjalanannya Yang Didukung Oleh Pedana
Menteri Djuanda Selaku Pejabat Presidan Selama Presiden Berada Diluar Negeri
Dengan Sikap Toleran Karena Soekarno Melarang Liga Demokrasi .
2. Interaksi
Tiga Kekuatan
Pada Perkembangan Selanjutnya ,
Kekuatan Politik Terpusat Ditangan Presidan Dengan TNI Ad Dan Pki Disampingnya.
Sehubungan Dengan Strateginya’’menempel’’ Pada Presiden Soekarno , Pki Secara
Sistematis Berusaha Memperoleh Citra Sebagai Pancasilais Dan Menukung
Kebijakan-Kebijakan Presiden Yang Menguntungkan Pki. D.N. Aidit Mengatakan
Melaksanakan Manipol Secara Konsekuen Dalah Samahal Dengan Melaksanakan Program
Pki.Ajaran Nasakom (Nasionlis, Agama, Dan Komonis) Ciptaan Soekarno Dimanfaatkan
Benar Oleh Pki Karena Mendapat Tempat Sebagai Unsur Sah Dalam Konstelasi
Politik Indonesia. Dimana Kabinet Terbentuk Tanpa Unsur Komonis ,Tetapi
Presiden Memberikan Imbalan Pada Pki Kedudukan Dalam Mprs, Dprs,Dpr Gr, Dpa,
Pengurus Besar Front Nasional Serta Dalam Musyawara Pembantu Pimpinan Revolusi
(Mprs). Tni Ad Mensinyalir Adanya Tindakan-Tindakan Pengacauan Yang Dilakukan
Pki Dimalam Tepatnya Dijawa Tengah Melalui Lisan Dan Tulisan Melaporkan
Perbuatan-Perbuatan Serta Meminta Perhatian Presiden Soekarno Dengan
Bukti-Bukti Pki Berencana Mengadakan Pengacauan Disumatra Selatan,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan Dengan Berdasarkan Undang-Udang Keadaan
Bahaya Dipimpin Tni Ad Mengambil Tindakan Pengawasan Terhadap Pki . Dipusat
Harian Rakjat Dilarang Terbit, Dan Dikeluarkan Perintah Penangkapan D.N Aidit
Dan Kawan-Kawan Akan Tetapi Mereka Berhasil Melarikan Diri Dan Segala Kegiatan
Pki Ditingkat Daerah-Daerah Seperti Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan Dibekukan. Tindakan Pimpinan Tni Ad Tidak Mendapatkan
Persetujuan Presiden Yang Malahan Memerintahkan Agar Segala Keputusan
Dicabut Kembali.
Di September 1960 Diadakan Sidang
Penguasan Perang Tertinggi (PERPERTI) Dengan Pengusa Perang Daerah (PERPERDA)
Se-Indonesia Di Istana Negara. Dalam Sidang Ini TNI AD Dan Panglima
Daerah Mengingatkan Presiden Agar Jangan Terlampau Percaya Atas
Keloyalan PKI Baik Dalam Pertimbangan Ideologis Maupun Atas Pengalaman Masa
Lampau. Tetapi Presiden Soekarno Tetap Pada Kebijakan Melarang Peperda Yang
Mengambil Tindakan Politis Terhadap Pki.Sikap Menggayung Komonis Dimanfaatkan
Oleh Pki Dengan Meningkatkan Apa Yang Disebut ‘’Ofensif Fobi’’,Anti-Nasakom
Adalah Anti-Pancasila Dan Kontrarevolusioner Yang Menganggap ‘’PKI Adalah Yang
Palingprogresif Revolusioner’’ Dan Sebagainya.
B. Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
1.
Ekonomi-Keuangan
Seiring Dengan Perubahan Politik
Menuju Demokrasi Terpimpin Maka Ekonomipun Mengikuti Ekonomi Terpimpin.Dimana
Ekonomi Indonesia Bersifat Agraris Yang Lebih Kurang 80% Dari Penduduk Hidup
Dalam Pertanian Ataupun Perkebunan Dan Hasilnya Dijual Dan Diekspor Keluar
Negeri Untuk Memperoleh Devisa Atau Valuta Asing Guna Membeli Atau Mengimpor
Berbagai Bahan Baku Dan Barang Konsumsiyang Tidak Dapat Dihasilkan Di
Indonesia, Sehingga Ekonomi Terpimpin Merupakan Bagian Dari Demokrasi
Terpimpin. Dimana Semua Aktivitas Ekonomi Disentralisasikan Di Pusat
Pemerintahan Sementara Daerah Merupakan Kepanjangan Dari Pusat. Langkah Yang
Ditempuh Pemerintah Untuk Menunjang Pembangunan Ekonomi Adalah Sebagai Berikut:
a. Pembentukan
Badan Perencana Pembangunan Nasional
b.
Penurunan Nilai Uang
c.
Kenaikan Laju
Inflasi
v Latar Belakang
Meningkatnya Laju Inflasi
v Kegagalan-Kegagalan
Tersebut Disebabkan Karena:
v Dampak Yang
Ditimbulkan
v Kebijakan
Pemerintah
v Dampaknya
Dari Kebijakan Pemerintah Tersebut
2.
Perdadangan
Dan Perkreditan Luar Negeri
Ekonomi Indonesia Bersifat Agraris
Yang Lebih Kurang 80% Dari Penduduk Hidup Dalam Pertanian Ataupun Perkebunan
Dan Hasilnya Dijual Dan Diekspor Keluar Negeri Untuk Memperoleh Devisa Atau
Valuta Asing Guna Membeli Atau Mengimpor Berbagai Bahan Baku Dan Barang
Konsumsi Yang Tidak Dapat Dihasilkan Di Indonesia. Oleh Karena Itu Untuk Dapat
Mengimport Kebutuhan-Kebutuhan Dari Luar Negeri Adalah Mutlak Dimana Neraca
Perdagangan Kita Dengan Luar Negeri Harus Mencapai Terms Of Trade Yang
Menguntungkan Dan Jika Belum Tercapai Maka Terpaksa Dicari Bantuan Atau Yang
Disebut Kredit Luar Negeri Supaya Dapat Membiayai Impor, Hal Ini Membawa
Konsekuensi Yang Tidak Diingin Oleh Pemerintah Yang Terpaksa Membuat
Utang-Utang Di Luar Negeri. Dimana Kredit-Kredit Luar Negeri Boleh Diterima
Untuk Pembangunan Dan Perluasan Aparat Produksi Nasional Sehingga Dapat
Memperbesar Volume Komoditas Ekspor Guna Membayar Utang-Utang Luar Negeri Dan
Kepentingan Lainnya.Politik Ekonomi Terpimpin Sangat Rentan Terhadap Bahaya
Berupa Insolvensi Internsional Dari Suatu Negara Yang Dapat Menarik Kedalam
Suatu Blok, Fakta, Atau Lingkungan Pengaruh Diantara Nya Peristiwa Konfrontasi
Indonesia Terhadap Malaysia, Dan Bantuan Dari Rrc Pada Indonesia Melalui
Perdagangan Bilateralatas Dasar Government To Government (G To G) RRC
Mendapatkan Keuntungan Politik Dan Ekonomi Yang Tidak Sedikit. Contoh Perdagangan
Karet.
Transaksi Karet Yang Menggambarkan
Transaksi-Transaksi Karet Rakyat Indonesia Dengan Rrc Pada Hakikatnya Adalah
Pembelian Bahan Baku Yang Murah Oleh Rrc, Kemudian Dijual Kembali Sebagai
Barang Jadi Yang Mahal Ke Indonesia Yang Disebut Bantuan Luar Negeri Yang
Hakikatnya Adalah Keuntungan Rrc Dari Pembelian Karet Rakyat Indonesia ,
Kebijakan Perdagangan Dan Perkreditan Luar Negeri Yang Dilakukan Oleh
Pemerintah Demokrasi Terpimpin Selama Tiga Tahun Terakhir Telah Membawa Negara
Indonesia Kedalam Lingkungan Pengaruh Politik Rrc Sampai Titik Kulminasinya
Dalam Pemberontakan G-30-S/PKI Dan Akibat Dari Kebijakan Itu Utang Negara
Semakin Meningkat Dan Sebaliknya Ekspor Menurun . Dimana Utang Luar Negeri
Dibayar Dengan Kredit Baru Atau Penangguhan Pembayaran Yang Mengakibatkan
Adanya Insolvensi Internasional.Oleh Karena Itu Sering Terjadi Beberapa Negara
Menyetop Impornya Ke Indonesia Karena Utang-Utang Tidak Dibayar.
C.
Pembebasan Irian Barat
Bentuk Perjuangan Alam Rangka
Pembebesan Irian Barat : Di Bidang Diplomasi, Konfrontasi Politik Dan Ekonomi
Serta Bidang Militer .
1.Bidang Diplomasi
Ditempuh Guna Menunjukkan Niat Baik
Indonesia Mandahulukan Cara Damai Dalam Menyelesaikan Persengketaan.Perjuangan
Tersebut Dilakukan Dengan Perundingan Kbm 1949 Pasal 1 Tentang Penyerahan
Kedaulatan Sepenuhnya Atas Indonesia (Ris). Jalan Diplomasi Ini Sudah Dimulai
Sejak 1950 Yang Selanjutnya Dijadikan Program Oleh Setiap Cabinet Hingga Tahun
1960 Dalam Pidatonya Di Depan Sidang Majelis Umum Pbb Yang Berjudul ‘’Membangun
Dunia Kembali’’ Dimana Presiden Soekarno Menegaskan Kembali Masalh Irian Yang
Dirangkaikan Dengan Masalah Imperialisme. Meskipun Selalu Mengalami Kegagalan
Sebab Belanda Masih Menguasai Irian Barat Bahkan Secara Sepihak Memasukkan Irian
Barat Ke Dalam Wilayah Kerajaan Belanda.
2.Bidang
Militer
Dampak Dari Tindakan Konfrontasi
Politik Dan Ekonomi Tersebut Maka Tahun 1961 Dalam Sidang Majelis Umum PBB
Terjadi Perdebatan Mengenai Masalah Irian Barat.Diputuskan Bahwa Diplomat
Amerika Serikat Ellsworth Bunker Bersedia Menjadi Penengah Dalam Perselisihan
Antara Indonesia Dan Belanda. Bunker Mengajukan Usul Yang Dikenal Dengan
Rencana Bunker, Yaitu :
Ø
Pemerintah Irian Barat Harus
Diserahkan Kepada Republik Indonesia.
Ø
Setelah Sekian Tahun, Rakyat Irian
Barat Harus Diberi Kesempatan Untuk Menentukan Pendapat Apakah Tetap Dalam
Negara Republik Indonesia Atau Memisahkan Diri.
Ø
Pelaksanaan Penyelesaian Masalah
Irian Barat Akan Selesai Dalam Jangka Waktu Dua Tahun.
Ø
Guna Menghindari Bentrokan Fisik Antara Pihak
Yang Bersengketa, Diadakan
D.
Politik Luar Negeri Mercu-Suar Dan
Konfrontasi
Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab
beliau menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi
jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan
proyek-proyek besar dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia
pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut
membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah diantaranya
diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang membutuhkan
pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi
asing.
1. Landasan
Politik Luar Negeri Demokrasi Terpimpin Republik Indonesia Sebagai Berikut:
a) Undang-Undang Dasar 1945
b)
Amanat Presiden Atau Panglima Tertinggi Angkatan Perang Pada 17 Agustus 1959
Yang Berjudul ‘’Penemuan Kembali Revolusi Kita’’ Dan Yang Terkenal Sebagai
‘’Manifesto Politik Republik Indonesia’’.
c)
Amanat Presiden 17 Agustus 1960 Yang Dikenal Dengan ‘’Jalan Revolusi Kita’’
Melalui Ketetapan Mprs No 1/Mprs/1960 Pada 9 November 1960 Telah Dijadikan
‘’Pedoman Pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia.
d)
Pidato Presiden 30 September 1960 Di Muka Sidang Majelis Umum PBB Yang
Berjudul ‘’To Buid The World Anew’’ (Membangun Dunia Kembali).
2. Indonesia Dalam Gerakan Non-Blok
Politik Bebas Dan Aktif Indonesia
Bukanlah Suatu Pulitik Netralisme Dan Dalam Hubungannya Dengan Non-Alignment .
Indonesia Berpendirian Bahwa Politik Alignment Juga Bukan Politik Netralisme
Dimana Pada Dasrnya Non Alignment Itu Aktif Dan Diplomasi Indonesia Senantiasa
Diarahkan Pada Posisi Subjek Dan Bukan Sebagai Objek Dalam Pergolakan Politik
Internasional .Gerakan Non-Blok Merupakan Gerakan Persaudaraan Negara-Negara
Asia-Afrika Yang Kehidupan Politiknya Tidak Terpengaruh Oleh Blok Barat Maupun
Blok Timur.Gerakan Ini Memusatkan Perjuangannya Pada Gerakan Kemerdekaan
Bangsa-Bangsa Asia-Afrika Dan Mencegah Perluasan Perang Dingin. Keterlibatan
Indonesia Dalam GNB Menunjukkan Bahwa Kehidupan Politik Indonesia Di Dunia
Sudah Cukup Maju. GNB Merupakan Gerakan Yang Bebas Mendukung Perdamaian Dunia
Dan Kemanusiaan. Bagi Indonesia, GNB Merupakan Pancaran Dan Revitalisasi Dari
UUD1945 Baik Dalam Skala Nasional Dan Internasional Yang Melahirkan KAA.
3. Konfrontasi Terhadap Malaysia
Pertarungan Hegemoni Dan Ideology Antara Blok Barat
Dan Timur Di Asia Tenggara Menjdi Latar Belakang Lahirnya Gagasan Pembentukan
Negara Federasi Malaysia , Pada 27 Mei 1961 Disingapura Melalui Tengku Abdul
Ranchman Putu Dari Pedana Menteri Federasi Malaysia Atau Malaya Melontarkan
Gagasan Membentukan Negara Barudihadapan Fereign Journalist Association. Dimana
Negara Baru Itu Meliputi Malaya, Singapura, Serawak Dan Sabah. Indonesia
Juga Menjalankan Politik Konfrontasi Dengan Malaysia. Hal Ini Disebabkan Karena
Pemerintah Tidak Setuju Dengan Pembentukan Negara Federasi Malaysia Yang
Dianggap Sebagai Proyek Neokolonialisme Inggris Yang Membahayakan Indonesia Dan
Negara-Negara Blok Nefo.Dalam Rangka Konfrontasi Tersebut Presiden Mengumumkan
Dwi Komando Rakyat (Dwikora) Pada Tanggal 3 Mei 1964, Yang Isinya Sebagai
Berikut.
·
Perhebatan Ketahanan Revolusi
Indonesia.
·
Bantu Perjuangan Rakyat Malaysia
Untuk Membebaskan Diri Dari Nekolim Inggris.
·
Pelaksanaan Dwikora Dengan
Mengirimkan Sukarelawan Ke Malaysia Timur Dan Barat Menunjukkan Adanya Campur
Tanggan Indonesia Pada Masalah Dalam Negeri Malaysia.
E.
Ofensif PKI dan Sekutu-Sekutunya
1. Ofensif Untuk Menguasai Massa Buruh Dan Tani
PKI Dalam Usahanya Menguasai Buruh,
PKI Mempunyai Keuntungan Karena Merupakan Salah Satu Patai Tertu Dan
Berpengalaman Dalam Memimpin Aksi-Aksi Buruh, Sentral Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia (SOBSI), Federasi Organisasi Buruh Yang Efektif. Sejak Tahun 1961,
Pki Melaksanakan Penyempurnaan System Organisasi Sobsi Melalui Plan (Rencana)
Tiga Tahun. Mulai 1950-an PKI Mengadakan Penggalangan Kekuatan Massa
Didesa-Desa Dan Karena Peran Mereka Yang Tidak Dapat Diabaikan Dengan
Pertimbangan Penduduk Pedesaan 80% Dari Penduduk Indonesia. Desa Merupakan
Sumber Tenaga , Sumber Bahan Keperluan Hidup Dan Pangkalan Revolusi Atau
Pangkalan Tempat Bertahan Dari Serangan Kaum Kontrarevolusi. Dengan Mempelajari
Psikologi Para Petani Didesa-Desa, Pemimpin PKI Berusaha Mengetahui Keluh Kesah
Dan Keinginan Para Petani, PKI Mengadakan Gerakan Turun Kebawah Atau Turba
Dengan Mengirimkan 4.000-5.000 Kader Didesa-Desa Di Jawa Barat Untuk
Menjalankan Asi Tiga Sama,Sama Tinggal, Sama Makan, Dan Sama Bekerja’’ Dengan
Para Petani . PKI Menyusun Satu Manual (Buku Pegangan) Yang Berisi Cara-Cara
Mendekati Para Petani Didesa-Desa.
PKI Memulai Infiltrasinya Terhadap
Tubuh Barisan Tani Indonesia(BTI) Yang Dipimpin Sadjarwo Dari PNI Dengan Slogan
Yaitu ‘’Tanah Kaum Tani’’ Dan PKI Berhasil Menjadikan BTI 100% Menjadi Ormas
PKI .
2. Ofensif Untuk Menguasai Partai Politik Dan Massa
Usaha PKI Menginfiltrasi PNI Mulai
Berhasil Yang Terbukti Bahwa Sejak Tahun 1959 , PNI Mengubah Pengertian
Mahaenisme Menjadi ‘’Marxisme’’ Yang Diterpkan Dalm Kondisi Indonesia Dan Sejak
Itu Pula PNI Menempuh Garis Politik Radikal Kiri Anti-Amerika Yang Sudah Barang
Tentu Disokong Dan Didukung Dengan Penuh Semangat Oleh PKI. Beberapa Tokoh PNI
Sadar Bahwa Perubahan Pengertian Marhaenisme Itu Dimanfaatkan Oleh PKI. Setelah
tahun 1959 PNI menonjolkan identitas baru bagi PNI dengan predikat atau sebutan
marhaenis dibelakang nama partai dan ormasnya, seperti PNI / Front Marhaenis,
pemuda marhaenis, wanita marhaenis, nelayan marhaenis, buruh marhaenis dan
seterusnya dengan dipengaruhi oleh kader-kader komunis dari PKI dalam tubuh PNI
di jawa tengah dan jawa barat seperti boyolali, klaten, jengol, kanigoro,
cilacap dan seterusnya,
Begitu Juga Penyusupan PKI Di Tubuh
Partindo Dalam Segala Kegiatan Dan Program Ada Campur Tangan PKI Yang 75% Dari
Dewan Pemimpin Pengurus Pusatnya Adalah Orang-Orang Komunis Berbaju Partindo.
Selain Itu Juga Persatuan Guru Republic Indonesia (PGRI) Adalah Satu-Satunya
Organisasi Yang Anggotanya Guru Sekolah Dasar, Guru-Guru Sekolah Lanjutan Pertama
, Guru-Guru Sekolah Menengah Lanjutan Atas Dan Sebagainya Yang Tersebar Luas
Diseluruh Pelosok Desa-Desa Dan Menjadi Incaran PKI Untuk Infiltrasi Dan
Dikuasai Seperti Ormas-Ormas Terdahulu IPPI ,BTI ,Gerwani , Yang Semulanya
Bukanlah Organisasi Massa PKI . Ketika Usaha Penguasaan PKI Tidak Behasil
Terhadap PGRI, Maka PKI Mendirikan PGRI Tandingan Ditahun 1963 Dengan Nama ‘’
PGRI-NV’’(PGRI Non-Vaksentral) Dibawah Pimpinan Subandri Dan Muljono. Sampai
Dibubarkannya Setelah Pemberontakan G-30-S/PKI, PGRI Non-Vaksentral Kurang
Berhasil Mendapat Dukungan Dibandingkan PGRI Asli Nya Namun Disebagian Daerah
Terutama Di Luar Pulau Jawa Sempat Mendapatkan Dukungan Dari Kalangan Guru-Guru
Sekolah Dasar Dari Desa-Desa Yang Juga Banyak Terlibat Secara Organisasitoris Dengan
Organisasi Massa PKI Ini.
3. Ofensif Dibidang Pertahanan-Keamanan
Menurut Keterangan Njono, Paris Pardede, Maupun
Sudisman Dalam Sidang Mahmilub, Hanya Aidit Yang Diberikan Kekuasaan Oleh
Politburo Untuk Menentukan Dan Melakukan Segala Sesuatu Yang Berhubungan ABRI,
Dalam Hal Ini Membina Abri Ternyata Aidit Dibantu Oleh Sebuah Biro Khusus.
Dimana Biro Ini Tidak Tercantumkan Dalam Konstitusi Partai Yang Berarti Tidak
Konstitusional Dan Menjadi Alat Kerja (Aparat) Aidit Serta Memainkan Peranan
Penting Seperti Dalam Pelaksanaan Pemberontakan G-30-S/PKI. Dengan Dimasukkanya
Golongan Prajurit Menjadi Soko Guru PKI Bersama Buruh Dan Tani Adalah
Perkembangan Baru Bagi Strategi PKI Dan Aidit Menyadari Bahwa Suatu Revolusi
Social Dan Politik Tidakkan Sukses Tanpa Diikut Sertakannya Golongan Prajurit
Termasuk ABRI , Pembinaan Bertujuan Untuk Mem-PKI-Kan Orang-Orang Yang Dibina
Dalam Hal Ini Anggota-Anggota ABRI Dan Dalam Prakteknya Tidak Harus Terjadi
Proses Pengomunisan Tetapi Cukup Menjadi Simpatisan Saja.
Cara Mencari Hubungan Dengan Anggota PKI Ialah Melalui
Kenalan Lewat Kerabat Untuk Mendapatkan Informasi Yang Diperlukan Dan Juga
Supaya Anggota-Anggota ABRI Tidak Apriori Terhadap PKI Setidaknya Dapat Diajak
Kerja Sama Dan Tidak Memusuhi PKI. Dari Bukti-Bukti Yang Ada Ternyata PKI Telah
Banyak Menyusup Kelingkungan Angkatan Bersenjata RI ,Walaupun Intensitasnya
Berbeda-Beda, Seperti Ikatan Bintara Angkatan Laut (IBAL) Dan Dalam Angkatn
Darat Hampir Semua Kodam Telah Disusupinya, Karena Mereka Merupakan Saran Utama
Yang Dianggap Sebagai Penghalang. Akbat Infiltrsi PKI Kedalam Tubuh ABRI Adalah
Timbulnya Pengkhianatan Terhadap Ideology Negara Pancasila Serta Pengingkaran
Terhadap Saptamarga Dan Sumpah Prajurit Yang Dikarnakan Mereka Menilai
Komunisme Lebih Tinggi Dari Pada Displin Sebagi Prajurit TNI. Secara Diam-Diam
Dan Dengan Bantuan Oknum ABRI, PKI Tetap Melaksanakan Keinginannya , Sesudah
Kudeta G-30-S/PKI Diketahui Bahwa PKI Telah Melakukan Latihan-Latihan Militer
Bagi Anggota Pemuda Rakyat Dan Gerwani Dilubang Buaya, Sebagi Persiapan
Perebutan Kekuasaan.
4.Pendidikan, Komunikasi Massa Dan Budaya
a. Pendidikan
Murid-Murid Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Dan Sekolah
Lanjut Tingkat Atas Pada Tahun 1950 Mulai Melimpah Dan Semuanya Mengharapkan
Bias Menjadi Mahasiswa , Meraka Ini Adalah Pruduk Pertama Dari System
Pendidikan Setelah Merdeka. Eksplosi Dibidang Pendidikan Tinggi Memerlukan
Kebijakan Baru Untuk, Sehingga Tejadilah Perluasan Secara Horizontal Maupun
Vertical Dari Perguruan Tinggi. Universitas Baru Didirikan Ditiap Ibu Kota
Provinsi, Sebagiab Karna Alasan Politik Psiklogis Untuk Menyalurkan Kebanggaan
Daerah. Untuk Menampung Eksplosi Murid-Murid Lulusan Pesantren Serta Untuk
Memenuhi Keinginnan Golongan Islam Maka Didirikan Institute Agama Islam Negeri
(IAIN). Untuk Menampung Keinginan Umat Kristen Protestan Dan Katolik Maka
Didirikannya Sekolah Tinggi Theologia Serta Seminari-Siminari,Juga Didirikannya
Perguruan Tinggi Islam Indonesia (UII) Diyogyakarta , Universitas Kristen
Indonesia (UKI) Serta Universita Katholik Atmajaya.
b. Komunikasi
Massa
Surat Kabar Dan Majalah Tidak Bersedia ‘’Menari “
Dengan Irima Demokrasi Terpimpin Harus Menyingkir Dan Tersingkir Dikarnakan
Persyaratan Untuk Mendapatkan Surat Ijin Terbit Dan Surat Tjetak (SIT)
Diperketat Sejak 1960 Dan Jika Menentang Dominasi PKI Akan Dicabut SIT-Nya
Diantara Lain: Haraian Pedoman, Nusantara, Keng Po ,Pos Indonesia Dan Star
Weeky. Melalui Harian Rakyat , Surat Kabar Resminya Pemimpin PKI Memimpin
Kampanye Agitasi Dan Propaganda Untuk Menghitamkan Dan Bahkan Menyingkirkan
Lawan-Lawan Politiknya . Makin Sedikitnya Pers Pancasilais Yang Masih Hidup,
Menggambarkan Betapa Merajalelanya Surat Kabar PKI Seperti Harian Rakyat,
Bintang Timur, Dan Warta Bhakti dan PKI Menerbitkan Surat Kabar Berkala Lainnya
Seperti : Bintang Timur, Mingguan Spot , Harian Rakyat Mingguan, Zaman Baru,
Dan Surat Kabar Yang Diselenggarakan CDB.
c. kehidupan budaya
Peristiwa Yang Paling Diingat Oleh Masyarakat Pada
Bidang Budaya Adalah Hebbohnya Mengenai Manifes Kebudayaan Dan Konferensi
Karyawan Pengarang Indonesia (KKPI).Manifest Kebudayaan Yang Dikenal Dengan
Singkatan Peyoratif Yang Dilemparkan Oleh PKI Kepadanya, Yakni ‘’Manikebu”
Dikenang Sampai Sekarang.Sesungguh Isi Manifest Kebudayaan Itu Tidaklah Baru
Atau Luar Biasa , Yang Diungkapkan Adalah Konsepsi Humanism Universal Yang
Timbul Dalam Masyarakat Liberal, Di Eropa Barat Yang Menekankan Kebebasan
Individu Untuk Berkarya Secara Kreatif.
Propaganda PKI Yang Hebat Itu Bukan Sedikit
Mempengaruhi Massa.Serangan Terhadap Pendukung-Pendukung Manifest Kebudayaan
Dan KKPI Tidak Henti-Hentinya Dalam Harian, Pidato, Tokoh-Tokoh PKI / Lekra,
Dan Juga Dalam Tindakan Aksi Politik. D.N. Aidit Sebagi Wakil Ketua
MPRS/Menteri Koordinator, Antara Lain Menyebutkan Manikebu Yang Menentang
Naskom, Agar Rakyat Mengungkapkan Kemunafikan Mereka. Melalui Pencetus Utama
Manifest Kebudayaan H.B. Jassin, Wiratmo Sukito Dan Trisno Sumardjo, Merasakan
Bahwa Mereka Harus Membuat Pernyataan Berkenaan Dengan Pemerintah
Pelarangan Dari Peresiden Soekarno Untuk Menjelaskan Posisi Manifest Kebudayan
Dan Membersihkan Diri Mereka Dan Lain-Lain Penyokong Manifes Kebudayaan Dari
Aksi-Aksi Massa Yang Digerakkan Oleh PKI.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demokrasi terpimpin adalah sebuah
demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran
berpusat pada pemimpinnya saja.Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan
Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden.
Era "Demokrasi Terpimpin",
yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam
menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal
memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor
menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan
militer menjadi wabah.
B.
Saran
Penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun
materi, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan dari rekan-rekan
mahasiswa yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sejarah Nasional Indonesia VI/Marwati Djoened Poesponegoro:Nugroho,-Cet.2- Edisi Pemutakhiran,
-Jakarta: Balai Pustaka,2008
Budiarjo,Miriam.
Dasar-dasar ilmu politik.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2008
Hidayat,Komarudin.Pancasila
demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.jakarta:kencana 2010
Affandi,
Idrus. 1997. Hukum Tata Negara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Fatoni,
Uwes. 2006. Sejarah Sistem Politik Indonesia. Surabaya. Unitomo.
Kansil.
1996. Tata Negara. Jakarta. Erlangga.
Kencana,
Inu. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung. Refika Aditama.
Surbakti,
Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widiasarana
Indonesia
0 komentar :